PM, SANANA– Debat Kandidat Bupati dan wakil Bupati Tahap pertama digelar oleh KPU Kabupaten Sula, Selasa (05/11/2024). Pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Kabupaten Sula calon Bupati dan wakil Bupati nomor urut 2 Fifian Ade Ningsi Mus dan H Selah Marasabesy (FAM SAH). Menyatakan prilaku atau budaya orang Sula malas dan jelek.
Pernyataan ini, di sampaikan oleh calon wakil Bupati nomor urut 2 H. Saleh Marasabesy saat sub tema debat tentang Sosial Budaya Kabupaten Kepulauan Sula, memiliki kemajemukan, sosial budaya yang demikian kaya dan hidup berintegrasi dalam kehidupan sosial masyarakat. Kepulauan Sula yang melahirkan harmonisasi sosial.
Lanjut Moderator, ini merupakan modal sosial yang dapat dimanfaatkan bagi kemajuan pembangunan daerah. Sehingga Pertanyaannya moderator kepada pasangan nomor urut 02 FAM SAH.
“Bagimana strategi kebijakan dan dan program pasangan calon jika terpilih. Untuk mengintegrasikan kemajemukan masyarakat kabupaten Kepulauan Sula dalam harmonis sosial. Sehingga memberikan pengaruh bagi kemajuan pembangunan daerah,”tanya moderator.
Sementara calon wakil Bupati Sula nomor urut 02 H Saleh Marasabesy dalam debat mengatakan kemajemukan budaya di Kabupaten Sula sudah terlahir sejak dahulu dan harus di hargai.
“Budaya kita adalah budaya yang memang dibawah sejak moyang kita. Budaya-budaya itu, menjadi budaya tradisional kita. Sekarang perlu kita hargai,”kata Saleh Marasabesy
Dia juga menjelaskan memahami pola prilaku manusia. Sementara dari aspek pengembangan ekonomi rakyat di Kabupaten Sula berkaitan dengan prilaku manusia pengembangan ekonomi sangat terhambat
Sehingga, H Saleh bilang hambatnya pengembangan ekonomi masyarakat ini sala satu faktor yang mempengaruhi adalah prilaku atau manusia yang sangat malas akhirnya berpengaruh pada
“Pengembangan ekonomi masyarakat ini terhambat. Karena kaitan dengan dengan masalah disiplin kaitan juga dengan budaya malas-malas dan lain-lain. Ini yang sementara kita lakukan perubahan di negeri ini,”sebutnya
Selain itu, H Selah juga membanding prilaku atau Budaya masyakarat di Kabupaten Sula dalam hal pekerjaan dengan daerah lain. Sehingga dirinya berupaya untuk merubah budaya tersebut.
“Kalu kita bandingkan daerah-daerah lain mereka itu jam 6 pagi suda masuk kebun. Tetapi kalau kita jam 9 itu masi dengan selimut. Ini yang kita akan berupaya untuk merubah pola prilaku budaya yang jelek ini,”pungkasnya.