PM, SANANA– Pasca debat publik tahap pertama yang berlangsung di ruang paripurna DPRD Kepulauan Sula Selasa (5/11/2014). Pasangan calon nomor urut 3 Hendrata Thes dan Muhamad Nasir Sangadji (HT-MANIS). Memberikan jawaban yang tegas atas isu proyek mangkrak yang dilontarkan oleh pasangan calon nomor urut 02 Fifian Ade Ningsi Mus dan H Selah Marasabesy (FAM-SAH).
Menurut HT-MANIS, isu ini perlu diluruskan agar publik mendapatkan gambaran yang utuh dan objektif mengenai kelanjutan pembangunan di Kepulauan Sula.
“Proyek mangkrak justru terjadi karena tidak konsistennya kebijakan Paslon 02,” kata Hendrata Thes dalam siaran pers yang diterima oleh media ini.
Ia, menekankan bahwa sebagian besar proyek yang disebut mangkrak sebenarnya sudah berada dalam tahap anggaran dan pelaksanaan sebelum pemerintahan berganti.
Namun lanjut Hendrata, ketika pasangan FAM-SAH memegang kendali, beberapa proyek yang telah direncanakan oleh pemerintahan sebelumnya dihentikan tanpa penjelasan yang jelas yang akhirnya menyebabkan keterlambatan dan penundaan pembangunan.
“Pembangunan itu butuh kesinambungan. Apa yang terjadi selama ini justru menunjukkan kurangnya komitmen dari pasangan incumbent untuk meneruskan proyek yang telah direncanakan dan disetujui sejumlah masyarakat,”ujar Hendrata.
1.Jembatan Baleha Tahap II: Anggaran Dihentikan dan digantikan Proyek Lain yang tak diselesaikan.
HT-MANIS mengklarifikasi bahwa Jembatan Baleha Tahap II sebenarnya sudah dialokasikan dana sebesar Rp 7,5 miliar pada tahun 2021.Namun, setelah pergantian pemerintahan, pembangunan jembatan tersebut dihentikan dengan alasan kesalahan konstruksi tanpa penjelasan teknis yang memadai.
Bahkan, anggaran yang dialokasikan kemudian dialihkan ke proyek lain, yakni Peningkatan Jalan Baleha-Fatkauyon senilai Rp.4,83 miliar dan Pemasangan Pendestrian di Wisata Tanjung Waka sebesar Rp.2,7 miliar. Ironisnya, kedua proyek tersebut pun tidak berhasil diselesaikan hingga akhir tahun anggaran 2021.
2. Jembatan Kali Bugis: Penegakan Hukum telah Dilakukan terkait Jembatan Kali Bugis, HT-MANIS menjelaskan bahwa proyek ini telah melalui proses hukum, dan sejumlah pihak yang bertanggung jawab telah ditindak dengan tegas, termasuk beberapa yang sudah menjalani hukuman penjara. Penegakan hukum ini, menunjukkan pertanggungjawaban sudah ditempuh sesuai aturan yang berlaku.
3. Bendungan Kaporo: Potensi yang Terbengkalai akibat kurangnya dukungan program Bendungan Kaporo, yang seharusnya menjadi sumber irigasi bagi petani di Kaporo, menjadi salah satu bukti nyata kurangnya kesinambungan pembangunan.
HT-MANIS menyatakan bahwa bendungan ini sudah bisa dimanfaatkan masyarakat, tetapi karena kurangnya program dukungan pertanian dari pemerintahan FAM-SAH, potensi bendungan tersebut tidak dirasakan secara maksimal oleh masyarakat
Komitmen HT-MANIS untuk mewujudkan Pembangunan berkelanjutan Hendrata menegaskan bahwa jika terpilih,pasangan HT-MANIS akan menerapkan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan, dengan memastikan setiap proyek yang direncanakan dapat diselesaikan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Kepulauan Sula.
“Kami berkomitmen untuk mengutamakan pembangunan yang konsisten dan berkesinambungan. Setiap proyek yang dimulai harus selesai dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,”tambahnya.
Mewujudkan “Bau Bisa Sua” dengan Program Nyata HT-MANIS juga menekankan bahwa “Bau Bisa Sua” atau “Bikin Bagus Tanah Sula” bukan hanya slogan, tetapi wujud komitmen untuk membawa perubahan nyata bagi masyarakat.
“Kami berjanji akan memastikan transparansi dalam pelaksanaan proyek-proyek publik, melibatkan masyarakat dalam pengawasan dan melanjutkan program-program yang telah direncanakan tanpa adanya pergantian mendadak yang menghambat manfaat bagi masyarakat. Masyarakat Sula Butuh Kepastian, Bukan Sekadar Janji,”pungkasHendrata
Dengan jawaban yang tegas dan komitmen untuk melanjutkan pembangunan yang tertunda, HT-MANIS juga mengajak masyarakat Kepulauan Sula. Untuk memilih pemimpin yang konsisten dalam pembangunan dan berani mengambil langkah nyata.
“Masyarakat Kepulauan Sula butuh kepastian, bukan sekadar janji-janji yang tidak berkelanjutan. Bersama kami, mari wujudkan Sula yang maju dan mandiri,”tutup Hendrata penuh semangat