Disdikbud Halut Komitmen Jaga Warisan Budaya Lokal

Foto Istimewa

 

PM, TOBELO – Dalam rangka melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Halmahera Utara (Halut) menggelar kegiatan peningkatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesenian tradisional.

Acara ini berlangsung di Sanggar Seni Dabiloha, Desa Gura, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara. Jumat (27/12/2024)

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas pelaku seni lokal dalam menjaga keaslian budaya daerah sekaligus membekali dengan kemampuan mengadaptasi kesenian tradisional di era modern.

Peserta kegiatan ini melibatkan seniman lokal, pelajar, dan masyarakat umum yang memiliki minat terhadap seni tradisional.

Kepala Seksi Sejarah dan Tradisi Disdikbud Halmahera Utara, Selfianus Jahangmetan, mewakili Kepala Dinas, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga warisan budaya lokal.

“Kesenian tradisional adalah identitas daerah yang harus terus kita jaga. Dengan kegiatan ini, kami berharap peserta dapat menjadi pelopor dalam melestarikan budaya dan kesenian tradisional Halmahera Utara,” ujarnya.

Selfianus juga mengingatkan pentingnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang menjadi landasan hukum dalam pengelolaan kekayaan budaya Indonesia.

Ia menambahkan, Halmahera Utara telah memiliki enam Warisan Budaya Tak Benda yang diakui pemerintah, termasuk Tarian Tradisional Cakalele, Rumah Adat Hibualamo, Tarian Tradisional Tide-Tide, Upacara Adat Serigodoba, Makanan Tradisional Kokohana, dan Musik Tradisional Yangere.

Jesaya R. Banari, pemateri sekaligus budayawan, menegaskan bahwa kesenian tradisional adalah warisan emas yang harus terus dilestarikan.

“Era digital seharusnya dimanfaatkan untuk menghidupkan identitas tradisional dengan cara yang lebih kreatif dan modern,” ujarnya.

Ia mengajak kaum milenial untuk tetap semangat melestarikan budaya dan kesenian tradisional dengan pendekatan yang relevan di era teknologi.

Hal senada disampaikan oleh Raimond Moloku, pemateri lainnya, yang menyampaikan apresiasi kepada generasi muda yang tetap peduli pada seni tradisional. Ia menjelaskan makna filosofis dari berbagai seni, seperti tarian dan musik, yang menjadi cerminan nilai-nilai leluhur.

“Semangat kaum milenial dalam menjaga budaya lokal di tengah arus digitalisasi sangat membanggakan,”tambahnya.

Peserta kegiatan juga mengungkapkan antusiasme mereka. Kety Ongebele dari Komunitas Marahai berharap kegiatan serupa dapat digelar kembali di masa mendatang.

“Ini menjadi inspirasi besar bagi komunitas kami untuk terus berkembang,” ujarnya.

Sementara itu, Aprilson Sumtaki dari Sanggar Seni Dabiloha menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas dukungan terhadap pelestarian budaya. “Kami berharap kegiatan ini terus berlanjut dan dapat merangkul lebih banyak komunitas seni di Halmahera Utara,” katanya.

Kegiatan ini mencakup pelatihan tari tradisional, musik daerah, serta kerajinan khas Halmahera Utara. Para peserta juga dipaparkan tentang sejarah dan filosofi dari setiap kesenian, sehingga mampu memahami maknanya selain sekadar mempraktikkannya.

Pelatihan ini menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dalam melestarikan budaya dan kesenian tradisional, sekaligus mendorongnya untuk lebih dikenal di tingkat nasional dan internasional.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *