PM,SANANA– Pagi baru saja merekah di Pelabuhan Kota Sanana. Semburat cahaya matahari menyinari deretan kapal fiber yang bersandar membawa hasil bumi dari Pulau Mangoli.
Di antara tumpukan barang, terlihat ikatan-ikatan singkong tersusun rapi. Getahnya masih basah, aromanya khas, menandakan baru saja dicabut dari ladang.
Singkong ini berasal dari Desa Mangoli dan Desa Waitulia, dua desa di Kecamatan Mangoli Tengah yang dikenal sebagai sentra produksi singkong terbesar di Pulau Mangoli. Ditanam secara tradisional di lahan terbuka, singkong Mangoli dikenal luas karena kualitasnya yang unggul teksturnya padat, rasa manis alami, dan tahan lama disimpan.
“Setiap kiriman kami bawa ratusan ikat. Biasanya langsung habis diborong pembeli di sini,” ujar Ratna, seorang petani yang turut mengantar hasil panennya pagi itu. Rabu (07/05/2025)
Ia mengaku menjual singkong seharga Rp15.000 per ikat. Dalam sekali panen dan pengiriman, ia bisa meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah.
Menariknya, saat kapal fiber baru saja bersandar, beberapa pembeli langsung datang ke pelabuhan untuk membeli singkong di tempat.
Bahkan sebagian singkong tidak sempat dibawa ke pasar, karena sudah diborong habis oleh pelanggan setia yang telah menunggu sejak pagi. Pasar Basonohi menjadi tujuan utama singkong pulau Mangoli. (red)