“Selamat ulang tahun ke-22, Kabupaten Kepulauan Sula. Semoga semangat perjuangan yang telah membentuk sejarahmu terus hidup dalam langkah-langkah kita untuk mencapai masa depan yang lebih baik”
Oleh: M Rismit Teapon
Pada tahun 1999, ketika Kabupaten Kepulauan Sula masih menjadi bagian dari Kabupaten Maluku Utara, Provinsi Maluku Utara, sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Pelajar Mahasiswa Sula (HPMS) dan Formaskep (Forum Masyarakat Kepulauan Sula) mulai menyuarakan perjuangan mereka untuk pemekaran daerah.
Perjuangan ini bukan hanya untuk memperoleh status administratif baru, tetapi untuk memberikan kesempatan lebih besar bagi masyarakat Sula untuk berkembang dan merasakan keadilan sosial.
Berawal dari kampus dan jalanan, perjuangan ini dimulai dengan aksi-aksi yang membawa aspirasi rakyat Sula ke hadapan pemerintah Provinsi. Mahasiswa Sula bukan hanya meminta pemekaran administratif, tetapi menuntut agar kebijakan pemerintah dapat benar-benar menyentuh realitas kehidupan masyarakat Kepulauan yang selama ini terabaikan.
Mereka menuntut keadilan, pemerataan pembangunan, dan kesempatan yang lebih besar untuk pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan sosial.
Pada 2002, setelah beberapa kali berunjuk rasa dan berdialog dengan berbagai pihak, terbentuklah Majelis Rakyat Sula Kepulauan, sebuah simbol kekuatan sipil yang memperjuangkan hak-hak rakyat Sula.
Gerakan ini berhasil membawa suara rakyat Sula hingga ke DPR RI, hingga akhirnya, pada 27 Januari 2003, DPR menyetujui pemekaran Kabupaten Kepulauan Sula di wilayah Provinsi Maluku Utara.
Pada 31 Mei 2003, Kabupaten Kepulauan Sula resmi berdiri sebagai kabupaten otonom baru. Lahirnya kabupaten ini bukanlah hasil dari belas kasihan pemerintah pusat, melainkan hasil dari kerja keras, ketekunan, dan semangat juang yang tak kenal lelah dari para mahasiswa dan masyarakat Sula.
Pentingnya Peran Mahasiswa dalam Perjuangan
Perjuangan ini menjadi contoh nyata bagaimana mahasiswa, yang pada dasarnya adalah generasi intelektual, bisa menjadi motor penggerak perubahan sosial dan politik di daerah. Mahasiswa Sula tidak hanya terfokus pada dunia kampus, tetapi juga peduli terhadap nasib dan masa depan daerah mereka.
Mereka membuktikan bahwa perjuangan yang berlandaskan semangat kebersamaan dan rasa keadilan bisa mengguncang sistem yang selama ini mengabaikan kepentingan masyarakat lokal.
Peringatan HUT Kabupaten Kepulauan Sula ke-22 harus menjadi momen untuk merefleksikan kembali perjuangan mahasiswa yang telah meletakkan dasar bagi kemerdekaan administratif Kabupaten Sula.
Namun, lebih dari itu, ini juga menjadi saat yang tepat untuk mengevaluasi bagaimana pembangunan yang sudah berjalan baik dari sisi infrastruktur, pendidikan, maupun ekonomi dapat lebih merata dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Meneruskan Perjuangan Mahasiswa, Menata Masa Depan Sula
Setelah 22 tahun, kita harus mengakui bahwa meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai jalan-jalan dibuka, jembatan dibangun, pelabuhan diperbaiki perjuangan belum selesai.
Akses pendidikan di Sula masih sangat terbatas, pelayanan kesehatan masih belum merata, dan banyak masyarakat pesisir yang masih hidup dalam ketidakpastian ekonomi.
Saat ini, tugas kita sebagai generasi penerus adalah melanjutkan semangat perjuangan yang telah diwariskan oleh mahasiswa dan rakyat Sula yang pertama kali memperjuangkan pemekaran ini.
Kita harus terus berjuang agar apa yang telah diperoleh bisa lebih bermanfaat untuk kesejahteraan seluruh masyarakat, bukan hanya bagi segelintir pihak.
Selamat ulang tahun ke-22, Kabupaten Kepulauan Sula. Semoga semangat perjuangan yang telah membentuk sejarahmu terus hidup dalam langkah-langkah kita untuk mencapai masa depan yang lebih baik.